Minggu, 27 Maret 2016

CERITA PPAN 2015

Mei, 2015, saya beranikan diri untuk mencoba tantangan baru, seleksi delegasi Pertukaran Pemuda Antar Negara Provinsi Lampung. Persyaratan yang cukup sulit saya penuhi satu-persatu. Salah satunya adalah skor TOEFL. Dengan sedikit persiapan, saya test TOEFL di Unila. Alangkah mirisnya karena waktu itu tak memenuhi syarat. Saya hanya memperoleh skor sebesar 427 sedangkan persyaratannya 450. Walhasil, menjelang detik terakhir pengumpulan berkas, saya tes lagi di LBI Bandarlampung dan alhamdulillah memperoleh skor 457. Ya, hanya faktor keberuntungan sepertinya yang membuat saya mendapat skor tersebut.

Setelah itu saya juga harus mempersiapkan laporan Social Project, berkas-berkas sertifikat, dan formulir pendaftaran. Akhirnya setelah lengkap saya pergi ke Dispora Provinsi Lampung untuk mendaftar. Tahap selanjutnya yaitu seleksi berkas, alhamdulillah saya lolos meski di pengumuman nama saya di tulis Dwi Wahyuni, oh absurd sekali :-).




Kemudian, peserta yang lolos diundang untuk melaksanakan seleksi tertulis. Pagi itu saya minta tolong rekan saya, Adi, untuk mengantar saya ke Dispora. Wajar karena saya belum punya kendaraan. Dari masjid saya sudah menyiapkan berbagai peralatan seperti gitar dan keyboard untuk tahap seleksi bidang seni, padahal belum tentu saya lolos dari seleksi tertulis. Dengan motor astrea tuanya, Adi mengantar saya dengan penuh keikhlasan. Saya juga sedikit kerepotan karena barang-barang yang saya bawa. Saat sampai di Dispora, beberapa mata dengan tatapan sangar menuju ke arah saya yang turun menenteng gitar di tangan kanan dan keyboard di tangan kiri, mungkin bagi mereka itu aneh.

Kemudian saya melakukan registrasi ulang. Setelah itu menuju ke tahap seleksi tertulis. Materi tes terdiri dari tes TPA, pengetahuan tentang Lampung, Pariwisata, dan Bahasa Inggris. Setelah selesai hasilnya diumumkan beberapa saat menit kemudian. Alhamdulillah saya bisa lanjut ke tahap selanjutnya dan memperoleh nilai tertinggi dari puluhan pesera lain yang ternyata kebanyakan merupakan mahasiswa semester akhir dan ada beberapa yang sudah bekerja dan berprofesi sebagai dosen dan apalah saya ini yang pada waktu itu masih semester 4. Pada tes tertulis dari 100 soal saya hanya salah 5.



Kemudian, seleksi berlanjut ke tahap wawancara. Ditahap ini peserta akan diwawancara pada bidang seni budaya (praktek), Bahasa Inggris, Kepribadian, dam Wawasan Daerah, Tahap ini berlangsung hingga pukul 11 malam. Kemudian peserta pulang dan menunggu pengumuman selanjutnya pada esok hari. Alhamdulillah, saya lolos lagi namun nilai saya disalip oleh Mas Novindri Aji, seorang sarjana hukum lulusan FH Unila. Saya berada di peringkat 2.



Peserta yang dinyatakan lulus akan menuju ke tahap Regional Training. Sebelumnya, peserta diminta membawa barang-barang yang diumumkan melalui website pcmilampung.com. Ternyata pengumuman itu dirilis pukul 11 malam dan peserta harus datang ke hotel Kridawisata esok harinya pukul 6.30. Saya bingung bukan kepalang lantaran barang yang harus dibawa banyak sekali dan susah dicari. 

DAFTAR PERLENGKAPAN REGIONAL TRAINING

No Item Kuantitas

1 Kemeja putih lengan panjang (L/P) 1 buah

2 Dasi hitam polos panjang (L/P) 1 buah

3 Celana bahan hitam panjang (L) 1 buah

4 Celana/rok bahan hitam panjang (P) 1 buah

5 Kemeja batik (L/P) 1 buah

6 Cepol/Jilbab hitam polos(P)

7 Ikat pinggang hitam (L/P) 1 buah

8 Satu set pakaian adat Lampung untuk

sendiri (L/P)

9 Polo shirt warna putih polos (L/P), yang

berkerudung menyesuaikan.

10 Kaos hitam polos pendek (L/P), yang

berkerudung menyesuaikan.

11 Celana olahraga 1 buah

12 Sepatu sport warna bebas 1 buah

13 Kaos kaki hitam 1 buah

14 Kaos kaki putih 1 buah

15 Sarapan untuk Sabtu pagi 23 Mei 2015 1 bungkus (dapat

16 Peralatan yang diperlukan untuk

pertunjukan seni*

17 Kenang-kenangan/souvenir untuk rekan

peserta (bebas)

18 Cemilan Khas Lampung Secukupnya

19 Karton Putih 2 buah

20 Alat tulis, Crayon, dan board marker Secukupnya

1 set

1 buah

1 buah

berupa nasi/roti)

secukupnya

1 buah

*alat musik, pakaian tari, atau data lagu yang ingin ditampilkan.

Akhirnya, malam itu saya pinjam motor ninja 2 tak milik teman saya untuk mencari barang-barang itu. Tapi apa dikata, beberapa barang yang saya dapat tidak sesuai. Esok paginya saya minta tolong Adi untuk mengantar, ah betapa baiknya dia yang pukul 6 sudah sampai di Masjid tempat saya tinggal padahal rumah dia di Pahoman dan saya di Gunung Terang. Saya membawa gitar dan keyboard dan barang-barang yang diminta panitia dengan susah payah lantaran tas tidak muat. Dengan penuh perjuangan, saya dan Adi mencari hotel Kridawisata karena itu adalah pertama kali saya dan Adi menuju kesana. Dengan bantuan G Maps akhirnya ketemu dan waktu sudah menunjukkan pukul 6.30. Saya menjadi peserta terakhir yang tidak telat, Alhamdulilillah. 

Kemudian saya dan peserta lain disuruh berbaris dan dengan mode galaknya panitia memainkan pikiran-pikiran kami sehingga kami serba salah. Lalu baarang0barang bawaan kami dicek satu persatu. Saya kena marah karena ada barang yang tidak sesuai. Marahnya panitia cukup membuat telinga jadi panas.

Kemudian kami yang terdiri dari 14 orang menjalani seacam karantina selama dua hari. Pada dua hari itu kami memperoleh materi-materi yang bermanfaat, tapi juga dengan penuh tekanan dari panitia. Pada hari terakhir kami diminta untuk membuat Art Project yang akan ditampilkan dihadapan Bapak Kadispora. Sehari semalam kami tidak tidur untuk memikirkan konsep pertunjukan. Alhamdulillah dipenghujung waktu kami dapat memfixan apa yang akan kami pertunjukkan. Pagi hari di hari terakhir kami menampilkan Art Project kami dihadapan Bapak Kadispora dan tamu-tamu dari relasi para peserta. Beberapa teman saya juga hadir untuk memberi semangat. Pada penampilan itu saya bertindak sebagai keyboardis dan pengisi musik latar juga menyanyikan sebuah lagu lampung berjudul "Ingok Selalu". 

Setelah penampilan seni, kami bersiap untuk pulang. Tapi sebelumnya, kakak-kakak panitia mengajak kami untuk sekedar mengungkapkan kritik dan saran dan memberitahukan bahawa pengumuman peserta yang lolos sebagai delegasi akan diumumkan melalui akun facebook Bidang Pemuda Dispora Provinsi Lampung.

Akhirnya pengumuman yang ditunggu-tunggu muncul di beranda facebook. Namun sayangnya saya belum diberikan kepercayaan untuk lolos. Ya, saya berusaha ikhlas mungkin karena saya memang belum pantas.  Saya akan coba lagi di tahun ini Insyaallah. Berikut hasil seleksinya.
Mereka adalah peserta-peserta terbaik. Pengalaman yang lebih banyak daripada saya. Semoga tahun ini saya dapat menyusul mereka menjadi bagian dari Purna Caraka Muda Indonesia.


*Ditulis di Bandarlampung, 27 Maret 2016.
Dengan beberapa bagian yang tidak diceritakan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar